Posted in Thoughts and Sense, Travelling

Me in frame at Bogor Botanical Garden

“A garden to walk in and immensity to dream in–what more could he ask? A few flowers at his feet and above him the stars.” ~Victor Hugo, Les Misérables

b

Hello everyone,

Well well Happy New Year !! It’s already 7 days left in 2015 but I haven’t prepared the calendar yet.. I’m too lazy since the weather makes me to feel so.. Hihi.. Ahh I think I’m just simply waiting for a new calendar in my office desk instead of creating my own calendar like a last year..

By the way, did you ever heard Bogor Botanical Garden.. Well it’s famous in my country especially in my lovely city, Bogor.. The high trees with huge roots are very common here, you can see them there and there and there.. Bogor Botanical Garden also has the orchid house and it’s quite big.. Many people come here either to just visit or to buy the orchid collection (which is a lil bit pricey).. hehe

a

So about October middle, my brother asked me to join him to Bogor Botanical Garden.. He said that he wanted to take some captures for his Instagram account.. I joined him since there was nothing to do in that long weekend.. So here’s the sneak peek picture :

DSC02254

Don’t forget to put the mosquito repellents lotion since there was lots of mosquito here.. I’m one of their victim -_-

DSC02256

“..Little darling, the smiles returning to the faces.. Little darling, it seems like years since it’s been here.. Here comes the sun, here comes the sun and I say it’s all right..” Sang Here Comes The Sun from The Beatles along the way in Bogor Botanical Garden..
Always feel that the best thing of nature is when the sunlight comes through the leaves.. Such a warm feeling, solemn.. Unbeatable beauty of nature :p

P1080125

Took a picture in Sudjana Kassan Garden.. Sudajana Kassan Garden was dedicated to Sudjana Kassan himself, one of Bogor Botanical Garden’s curator who then be the first Indonesian Director for Bogor Botanical Garden.. This Sudjana Kassan Garden is a little bit hidden and has a tricky access.. For 25 years living in Bogor, I just visited this garden twice.. Actually we can see this area from the outside of Bogor Botanical Garden fences, exactly from Jalan Jalak Harupat..

DSC02300 DSC02305

One of my fave “me in frame” !! Less expression in Morac Trees, big and complicated giant roots made by God 🙂

DSC02323

Ketapang Tree

P1080132

Another part of Bogor Botanical Garden which has beautiful view too.. When historical colonial building meet the brutality of nature, hihi.. Seems quiet but in fact this spot is one of the most crowded places.. Many peop gathered here.. Avoid Sunday, Saturday is better because it’s quieter 🙂

P1080135

This is the back yard of Bogor Palace.. We can see it from Bogor Botanical Garden but we can’t enter it.. There’s a lake that separates the Palace and Botanical Garden itself.. Only tourist with permits who can enter the Bogor Palace.. Me myself don’t know either how to get those permits.. :p

Do you know ‘The Little Mermaid’ in Copenhagen Denmark? Yes, it is one of the famous sculptures in the world.. Guess what, there’s another same sculpture in Bogor Palace’s back yard, near the lake, same pose same material, can you spot it?? Supposedly said, Denmark’s government gave it as a present to Indonesia.. 😀

DSC02356

Up here everyone!! Have a good day !!

Love,

D4779E20035572AC7E2816A17121536E2

Posted in Culinary, Thoughts and Sense, Travelling

Ngayogyakarta ♥

“Mlaku – mlaku neng Ngayogjokarto.. Lali omah lali wektu mrono konco mrene konco.. Rame-rame mampir ngombe umbar ngguyu.. Crito ngalor ngidul weteng luweh ora usah bingung.. Sego kucing ora popo rego miring monggo kerso.. Ngayogyakarto… Ngayogyakarto…” ~Ngayogyakarto,  Tony Q Rastafara

xxx

Helloo..!!

Finally this post is gonna be my closing story for The Liano’s 8 days 4 cities.. Yes, I have divided this trip into 4 stories because I couldn’t make them into one post.. If I put them together, it should be so long long story, indeed.. hehe.. Once more, you can read my first post about Cirebon and the old house here (part 1), then try a jar of yummy candied Carica here (part 2) and explore the dashing Mount Sumbing in Temanggung here (part 3)..

yogya

So this is the last post in the last city, Yogyakarta.. I spent 4 days there, met several siblings and hunted some photos with my brother..

9

RPENN_expressyourself-ribbon4

8

Tickling adv, somewhere near Tugu Jogja 🙂

1

2

Menjual sego-segoan, sate-satean, gorengan dan wedang-wedangan.. Angkringan Gareng Petruk yang terang, gede dan punya tiker lesehan dimana-mana.. Hehe Lokasinya strategis dan happening banget.. Gaul banget kayaknya ni tempat..

44

Wedang Susu Tape ala Angkringan Gareng Petruk.. Seharga 7000 rupiah (kata orang Jogja mahal), tapi entah mengapa angkringan ini rame banget.. Kalo dari logatnya sih kebanyakan orang Jakarta yang dateng, ya pokoknya orang luar Jogja deh.. hehe.. Pas dicobain ya lumayan enak tapi gak kuat liat gelas dan sendoknya yang agak (sangat) kotor .. Apalagi liat ember cuciannya, welaaaah..

Recommend saya lebih baik coba Es Susu Tape Oyot Godhong-nya Mirota Batik.. Menurut saya lebih enak karena disajikan dingin, tape ijo nya lebih banyak ditambah susu tawar yang sudah di blend dengan es batu (mirip milkshake).. Yummy banget, gak kemanisan.. Pas!!

3

RPENN_expressyourself-ribbon4

59

Found many kind of doors and “play” with them.. Very random anyway.. 🙂

By chance someone opened the door at time my brother took pic of me, so the result was kind like swooosh swiiiing me (the right one).. I thought it’s pretty awesome pic.. 😀

76

P1060463

Some old tools for making Batik.. Unfortunately those weren’t sold.. Really want to have one for wall decoration perhaps.. ♥

 DSC_1539 DSC_1531

“Hello my name is Jenmis!!” He was brought by my brother.. He was quite excited surrounded the city.. Shopped some Batik, posed in famous landscape and ate yummy Gudeg .. How lucky you are, Jenmis!!!

DSC_1557IMG-20140908-WA0006

P1060309P1060342

The Liano’s 8 days 4 city is up to here, curtain closed, standing ovation.. ♥

Good bye Yogyakarta.. Good bye, holiday.. See you next time..

10

RPENN_expressyourself-ribbon4

Love,

D4779E20035572AC7E2816A17121536E2

Posted in Thoughts and Sense, Travelling

Halo Gunung Sumbing

The earth has music for those who listen.” ~George Santayana

 d

Haloo..

Ini post ketiga saya tentang family trip The Liano’s 8 days 4 cities.. Jadi ceritanya, lebaran kemarin saya dan keluarga berencana pergi ke Jogja tapi mau mampir-mampir dulu ke beberapa kota.. Nah as I told you before, I had passed 3 cities.. You can read my previous stories in my previous post or just simply click here (part 1) and here (part 2) .. Thank you ♥

e

Jadi sekarang adalah hari ke empat dan saya masih menginap di Temanggung karena memang sudah direncanakan ingin merasakan gunung Sumbing yang cantik itu.. Aaah, semalem sempet galau apakah “pendakian” ini harus saya jalani atau enggak.. Karena jujur, agak khawatir karena kita rencana naik menggunakan motor trail dengan lama perjalanan selama 3 jam.. Takut merosot dari motor, takut gak kuat punggungnya, takut jatoh ke jurang.. hmmmm -_- Ayah juga sempet ngelarang takut nanti pinggang kumat, tapi ibu ngomporin supaya ikut aja.. “Try it once, maybe there’s no other chances for you next time..” Oke lah, kalo udah diiizin ibu saya mantap berangkat 🙂

SP_HappyGoLucky_Stitching

Keesokan hari, saya semangat mandi jam setengah 6 pagi.. Keluar hotel, waaah ada kabut.. Brrr dingin banget ternyata di Temanggung.. Enaknya pagi-pagi masih ada kabut gini, pasti kalo di Jakarta seperti ini berangkat kantor gak perlu pake keringetan dulu ya.. hehe..

SP_HappyGoLucky_Stitching

Jam 9 pagi tim teko kecil akhirnya berangkat menuju gunung Sumbing.. Tim teko kecil terdiri dari 9 orang termasuk saya dan kakak saya, motor nya 6 buah.. Saya masuk daftar pembonceng, kelak dalam perjalanan saya dilempar-lempar dari motor satu ke motor lain karena ada beberapa motor yang bermasalah.. poor me.. hihi.. Bismillah, Ya Allah lancarkan perjalanan pertama saya “mendaki” gunung ciptaan-Mu ini ya :”)

16

7

Nah, dimulai lah perjalanan ini dengan menyusuri kebun mbako yang super indah.. Jalannya batu-batu, motor melaju kencang, badan terguncang-guncang, sakit pinggang.. Huhu, jadi inget larangan ayah kemarin.. Sempet kepikiran apa pulang aja ya mumpung belum jauh.. Tapi liat pemandangannya ini, saya rela sakit-sakit.. Nderek langkung, mbah.. 

SP_HappyGoLucky_Stitching

25  menit kemudian, horeeee jalanannya sudah jalanan tanah jadi gak tersiksa lagi.. Tapi ternyata karena agak licin para pembonceng harus turun dari motor dan jalan kaki sebentar sampai keluar kebun mbako.. Walaah disini nih kekuatan pernapasan diuji.. Berhubung gak pernah olah raga, jadi ya cuma nanjak dikit aja udah ngos-ngosan.. hihi

1

Disaat saya ngos-ngosan,  tim motor di belakang heboh memapah motornya naik dan gak pake ngos-ngosan (luar biasa).. Nah disini kita istirahat untuk pertama kalinya.. Di ketinggian yang belum ada apa-apanya ini, pemandangannya sudah membuat saya megap-megap.. Subhanallah banget.. Kebun mbako nya meliuk-liuk seperti bukit Teletubbies.. Indah banget pake nganga.. :p

2

*please mind my expression, hihi.. Ini sehabis ngos-ngosan nanjak, foto dulu dengan background Gunung Sindoro.. Fyi, Gunung Sindoro punya ketinggian sekitar 3100 mdpl sementara Gunung Sumbing sekitar 3300 mdpl.. Pada nantinya, saya dan tim akan sampai pada ketinggian 3100 mdpl di Gunung Sumbing, jadi dengan kata lain kami akan sejajar dengan puncak Gunung Sindoro.. What a day..♥

1

Setelah 10 menit istirahat dan puas foto-foto pemandangan disini, kami melanjutkan perjalanan kami.. Nah sekarang perjalanannya menghadapi tantangan lain, karena sudah mulai masuk hutan dengan jalanan tanah yang kecil.. Tanjakan terjal dan tikungan lebay bikin saya bingung pegangan kemana.. Takut merosot dari motor, sumpah.. Hehe..

8

Mas Adit juga ngos-ngosan lhoo..

2

Semakin tinggi “pendakian” saya, semakin terlihat perbedaan vegetasi alamnya (cmiiw) di Gunung Sumbing ini.. Hutan lebat penuh dengan pohon-pohon yang tinggi menjulang membuat matahari tidak banyak masuk ke area ini.. Hawanya jadi dingin karena penuh kabut..

Kemudian pohon-pohon yang tinggi tersebut berganti dengan hutan bambu yang berisik karena tersapu angin.. Berisik tapi cantik.. Semakin atas semakin sepi, karena bambu-bambu sudah tidak berbisik..

Lalu suasananya menjadi “sedih” karena banyak pohon-pohon kering meranggas yang cenderung mati, mungkin mereka kedinginan.. Tapi disini saya enggak kedinginan karena matahari semakin hangat menyelimuti saya.. hihi..

Lalu saya tersadar kalau saya sudah ada di sebuah negeri di atas awan..

6

x Kau mainkan untukku.. Sebuah lagu tentang negeri di awan.. Dimana kedamaian menjadi istananya.. Dan kini tengah kaubawa.. Aku menuju kesana ~Negeri di Awan, Katon Bagaskara x

Di ketinggian 2800 mdpl ini, Gunung Sumbing sudah didominasi dengan lereng padang rumput super luas.. Di sini kami berisitirahat untuk kesekian kalinya.. Turun dari motor, saya jalan sempoyongan lalu tiba-tiba kepala kliyengan.. Kayaknya saya kurang oksigen jadi saya menepi dulu duduk, minum dan tetep hunting foto asal-asalan..

Takjub, meskipun asal-asalan fotonya tetep bagus.. hihi Disini saya bisa melihat puncak Gunung Slamet dari kejauhan, tapi sayangnya tidak bisa melihat Gunung Sindoro karena beliau masih malu-malu menampakkan dirinya.. Badan dan puncaknya tertutup awan tebal, padahal jaraknya tidak sejauh Gunung Slamet.. Pasti kalau tidak tertutup awan akan semakin luar biasa indahnya.. 🙂

3

(Puncak Gunung Slamet nun jauh disana, can you spot it?? )

3

10

Rencananya di ketinggian 2900 mdpl, kita akan istirahat besar.. Makan dan tidur-tiduran.. Saya agaknya udah kelaperan dan agak budeg karena kelaperan.. Hehe.. Sesampainya di ketinggian ini, motor di parkir berjajaran dan kami pun disambut oleh sebuah pohon unik.. Pohon ini adalah satu-satunya pohon yang kokoh berdiri di ketinggian 2900 mdpl.. Pohon bulu, saya sebut pohon itu.. Banyak bulu-bulu putih, sempet kepikiran apa itu salju ya (bodoh banget ini saya ngaku deh , hehe)..

11

Kulo nuwon Pohon Bulu, saya numpang istirahat ya.. Saya janji gak akan ninggalin sampah ataupun meludah sekalipun..

Dengan nggragas nya saya langsung ngubek-ngubek perbekalan.. Alhamdulillah, ibu bawain buah pear dan itu nikmat banget di makannya.. Selain banyak airnya, tekstur crispy dari buah seperti pear dan apel bisa bikin budeg dan mual hilang .. Dua buah pear, seplastik roti tawar isi selai strawberry, satu cup mie instan gak bikin perut kenyang.. Mungkin karena hawa yang dingin dan nyali yang terkuras habis selepas off road tadi hehe..

5

(Sita dan Mbak Dyas ngunyah apa aja yang bisa dikunyah, haha)

Kata Mas Adit, semuanya jadi nikmat di makan di ketinggian ini.. Mie instan seharga 3 ribu perak jadi bernilai 1 juta karena super nikmat apalagi sambil disuguhi pemandangan yang priceless.. ♥

SP_HappyGoLucky_Stitching

Semakin siang, kabut nya semakin tebal.. Sedikit kecewa karena Gunung Sindoro belum mau menampakkan wajahnya pada kami di ketinggian ini.. Saya sabar menunggu sembari berdoa dalam hati, semoga saya “dijodohkan” dengan Gunung Sindoro, amiin.. Untuk membunuh kekecewaan, saya menikmati duduk di tebing dengan kaki yang menjuntai-juntai ke bawah (sok berani banget, padahal perut langsung berasa lucu alias senewen takut jatoh hihi)

12

4

Nah ini ni pose sok beraninya, kaki udah kayak ager-ager tapi penasaran ama pemandangan di bawah situ :p

5

13

Setelah istirahat saya melanjutkan perjalanan lagi, kurang lebih ke tempat yang 200 meter lebih tinggi, tepatnya di ketinggian 3100 mdpl.. Jalan setapak sudah tidak terlihat, motor sudah tidak bisa lewat, tanah-tanah sudah diselimuti oleh rumput-rumput tinggi.. Lereng menjadi semakin miring dengan kemiringan yang cukup terjal.. Saya lumayan capek dan gemeter disini karena tanahnya agak lembut, bikin susah melangkah karena takut njeblos.. Jalan 10 meter aja udah kayak jalan 10 kilo.. Hadeh..

7

Sebenarnya, kita masih bisa menuju puncak Gunung Sumbing.. Tapi harus menempuh ketinggian 200 meter lagi dengan berjalan kaki.. Namun jujur saja saya udah gak sanggup nanjak karena medannya yang tricky, ditambah perbekalan semakin menipis takut nanti kenapa-kenapa.. Jadi dicukupkan saja sampai ketinggian 3100 mdpl.. 🙂

6

Nah disini, saya tiba-tiba pengen nangis karena merasa sangat terharu.. Mata saya basah dan tertiup angin membuatnya semakin dingin.. Sebenernya enggak tau itu terharu atau mengantug ya.. Yang pasti, saya merasa kecil sekali di atas sana, merasa semakin dekat dengan Allah juga gak tau kenapa pokoknya sentimentil banget deh..Kata ibu mungkin karena disana dekat dengan langit.. hehehe Suasanya pun mendukung saya untuk sentimentil sih.. Hampir sama sekali tidak ada suara.. Cuma ada suara syuh syuh angin.. Tenang dan syahdu sampai ketika saya melihat 2 burung elang terbang bebas beriringan.. Walaupun gak tau pasti apa itu elang atau bukan, tapi yang pasti cukup besar dan sayapnya kayak yang elang gitu deh.. hihi

SP_HappyGoLucky_Stitching

Subhanallah dan Alhamdulillah rencana 3100 mdpl terwujudkan sudah.. Dan semuanya semakin lengkap, karena pada akhirnya puncak Gunung Sindoro menyapa saya dan kakak saya walaupun hanya selama 1 menit.. Saya juga diberi kesempatan untuk mendapatkan fotonya, walaupun cuma seiprit tapi saya bersyukur.. ♥

14

15

Setelah puas dan mulai mengantug, semua tim akhirnya sepakat untuk pulang.. Yak, ternyata pulangnya gak kalah jebret dengan waktu berangkat.. Berasa olahraga downhill karena motor cuma ngopling doang jadi rasanya syur syur gitu.. Terima kasih Mas Sukeng dan teman-teman di desa Glapansari atas bantuannya selama di Gunung Sumbing.. Tentu ini menjadi unforgetable experiences buat kita semua ya, Mbak Dyas dan Mas Adit ♥

Wajah hitam, kulit mengelupas, perih karena lupa pake sunblock, hahaha..

4

Yuk, ke Gunung Sumbing !!

Love,

D4779E20035572AC7E2816A17121536E2

Posted in Culinary, Thoughts and Sense, Travelling

Berkunjung ke Masa Kecil Eyang Putri

“One’s destination is never a place, but a new way of seeing things.” ~ Henry Miller

h

What a waited day!! A family trip to see some new places and some old cities were finally coming too.. We didn’t prepare it so long, just booked some hotels and we were ready to go.. I brought one backpack and little sling bag – already get used to pack less and save more spaces for things back then.. So did my family.. hehe.. We went by car, my father and my brother alternately driving along this trip..

8 days 4 cities.. Here we go, The Liano’s ♥

 Peta-Jawa-Barat-commons.wikimedia.org

b

It was 4 in the morning, time we left the house.. We were heading to Cirebon.. My grandma’s used to live here at her young age.. Now, still left several siblings there from Trah Eyang Putri.. I’ve been there once about 3 years ago as well as I just realized that my grandma was from Cirebon.. Hehe Well, around 10 we arrived at Cirebon.. Unfortunately we got some traffic jam in the middle of the way there.. It should only spent 4 hours but it was delayed by bad traffic up to 2 hours.. Hmmm 😦

a

Sun was blistering and drove me crazy.. The atmosphere here was so different with Jakarta.. Here was hot as well Jakarta, but very “biting”.. A coastal air, typical.. Yet, it didn’t drop my mood instead of being boosted because made me even more excited about visiting grandma’s childhood home..

 DSC01510

I and bro took some photos at beautiful old house.. I had fallen in love at the first sight with this house.. Yes, I’m soooo old-fashioned.. Always love something old and ancient.. Big rustic windows and wooden door with typical paint colors.. This old house is one of my favorite house design for living..  House with black  floor and clay roof tiles give lots of traditional mood.. Modest and airy..

Wish I have one too later ♥

DSC01492DSC01527_1

Below the mango trees shade we told each other our stories about the past.. Below the mango trees we kept silent for a moment enjoying some sounds.. The sound of leaves in the wind..

Solemn and grateful..

So this was it!! Sitting in the floor, snacking and laughing together.. I wish I could stop the time and live it longer.. ♥

DSC01507

DSC01529

SP_HappyGoLucky_Stitching

Anyway, my uncle gave lot of Cirebon snacks.. One of these were Kerupuk Melarat .. Kerupuk is kind of chips, crisply.. Melarat means poor, slummy.. Why did local people named it kerupuk melarat? Because those crisply was fried in hot sand instead of using cooking oil.. That’s why it named like that.. Was so poor people there that they couldn’t afford cooking oil to fry their crisply.. 😦

3

Anyway, the crisply itself tasted so yummy and no less tempting to those fried in cooking oil.. Thankyouu, uwak Bachruddin and family for warm welcomed and this tons of snack !!! ♥ Really glad to come to your old pretty house..

Unfortunately I just had one night to stay at Cirebon.. Tomorrow morning I had to continue my trip to Banjarnegara.. Actually I really wanted to stay more days here but I just had to leave so soon..

c

 1

After breakfast, we left Cirebon.. In fine morning, I succeed capture one of famous dashing mount, Mount Ciremai shrouded in clouds.. Good morning and Good bye Cirebon!!

SP_HappyGoLucky_Stitching

Don’t missed the next post about my family trip.. It would give you more excitements, guaranteed!! 😀

Thanks for reading my short post..

Love,

D4779E20035572AC7E2816A17121536E2